Sabtu, 07 November 2009

Wukir, Dari Panggung Teater ke Panggung Musik

Senin, 27 Juli 2009 | 21:03 WIB
Laporan wartawan KOMPAS Abdul Lathif

KOMPAS.com - Wukir Suryadi, arek Malang, kelahiran, 27 Desember 197 7 mengawali kiprah berkesenian melalui panggung teater, sebelum akhirnya meleburkan diri ke dalam panggung musik, khususnya musik etnik- kontemporer.

"Saya belajar musik di teater dan saya pun sempat bergabung dengan teater Idiot Malang, teater Ragil Surabaya dan Bengkel Teater Rendra, di Jakarta," kata Wukir Suryadi.

Lelaki lajang yang melakoni kehidupan berkeseniannya berpidah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain alias nomaden, ini dalam kiprahnya sejak awal terlibat dalam panggung teater, tak lepas dari musik.

Secara kebetulan di teater, saya lebih dekat dengan sound (penata musik untuk seni pertunjukan teater-red) dan untuk memperkaya sound dalam pertunjukan teater, saya bisa menggunakan benda apa saja untuk bunyi," katanya.

Empat-lima tahun lalu, Wukir yang menempa kepekaan rasa musikalnya dalam panggung teater, ini akhirnya memutuskan untuk mengasah kemampuan dirinya dalam bereksperimen dan membuat alat musik dari bahan bekas yang didaur ulang, sebagaimana sebuah alat musik Gestik yang menggunakan popor senapan mesin.

"Alat musik Gestik yang saya ciptakan dari popor senapan mesin itu mirip rebab, namun karena cukup berat dan susah untuk dibawa ke mana-mana, saya akhirnya berpikir untuk membuat alat musik petik atau gesek dari bambu dan terciptalah alat musik bambu Wukir yang saya ciptakan saat tinggal di Bali," kata Wukir Suryadi.

Sebelum alat musik bambu Wukir itu tercipta dan menjadi labeling kesenimanannya, Wukir sang pengamen dari panggung festival ke panggung festival antaranya, Gamelan International Festival, di Yogyakarta, Solo International Etnic Music, di Solo dan Gwalk Percussion Festival, di Surabaya, ini harus bekerja ektra keras agar alat musik yang terbuat dari bambu itu memenuhi kelaikan sebagai instrument musik petik dan gesek sebagaimana instrument musik biola, rebab, siter atau kecaki.

"Saya membuat alat musik petik dan gesek dari bambu yang saya modifikasi menjadi instrumen musik petik dan gesek ini tidak langsung sekali jadi, bahkan sempat lima-enam kali gagal," ungkapnya.

Munculnya pelebelan alat musik bambu Wukir sepotong bambu berukuran kurang 1ebih 1 meter berdiameter lebih kurang 10 centimeter yang dirancang menjadi alat musik petik dan gesek dengan senar string 11 buah dan senar kulit bambu hitam 8 buah - itu tak lepas dari pendapat salah seorang rekannya, Ajan dari STSI Bandung .

"Banyak teman-teman yang ngasih pendapat untuk alat musik bambu yang saya ciptakan ini, namun dari pendapat teman-teman itu saya lalu berpikir pendapatnya Ajan yang pas, Bambu Wukir," katanya.

Wukir Suryadi yang menasbihkan dirinya sebagai seniman musik Bambu Wukir ini dalam kesenimanann ya telah pula melahirkan sebuah album indie berjudul Atasnama Bunyi yang antara lain berisi komposisi musical khas Wukir berjudul Spirit From Amer , O The Way Two The Ocean dan Bau Bangkai .

"Saat saya tinggal di Bali, saya sempat diajak teman-teman Metal Death main bareng," kata Wukir.

Terakhir sebelum ngamen dan tampil di ajang Gwalk Percussion Festival, Wukir Suryadi, san g seniman musik etnik-kontemporer ini bersama seniman performance art asal Surabaya, Ilham J Baday keliling 18 kota dan 29 tempat dalam aksi performance art, antaranya, Malang, Pare, Lumajang, Sidoarjo, Semarang, Salatiga, Yogyakarta, Magelang, Wonosobo dan Surabaya.

Selama dua bulan sepuluh hari dalam bulan April hingga Juli 2009, saya tampil keliling berbagai kota dan tempat bersama Ilham J baday dalam aksi performance art yang berkahir di Surabaya, katanya.

"Sekarang sampeyan tinggal dan menetap di mana?, Pinginnya di Jawa Timur, Malang atau Surabaya, tapi ada teman yang minta saya untuk tinggal di Lombok," kata Wukir.

Senin, 21 Juli 2008

maintenan

मैन्तेनन...

Sabtu, 10 Mei 2008

maintenan

maintenan adalah sebuah bentuk pemikiran untuk berkarya dalam penggalian musik tradisi.indonesia yang begitu kaya akan budaya yang harus dijaga kelestariannya,dalam sebuah perkembangan teknologi modern MAINTENAN mencoba berkarya dalam sisi tradisi indonesia.Di album kami yang pertama yang bertajuk AKAL..BUDI..PEKERTI yang berisi beberapa nomor repertoar kami.www.myspace.com/maintenan

Minggu, 20 April 2008

Whats Wrong

Nama itu KosOng , Ketenaran itu Hampa, Karya itu Nyata




Kamis, 17 April 2008